Kronologi Detik-detik Demo di Semarang Ricuh, Hingga Pagar Balai Kota Jebol

PORTAL MEDAN. Unjuk rasa di depan Balai Kota Semarang ricuh, massa mahasiswa terlibat saling dorong dengan pihak kepolisian. Massa bahkan menarik pagar Balai Kota menggunakan tali hingga jebol.

Pantauan detikJateng di Jalan Pemuda Semarang, Senin (26/8/2024) pukul 16.20 WIB, terlihat massa memaksa masuk ke Balai Kota yang merupakan Kantor Wali Kota Semarang dan Kantor DPRD Kota Semarang. Usai pagar jebol, polisi dan massa mahasiswa sempat saling dorong. Massa juga nampak melempar botol air mineral ke arah polisi.

Polisi juga sempat terlihat memukul mahasiswa yang merangsek masuk menggunakan pentungan. Hingga kini polisi dan mahasiswa masih berhadap-hadapan di pagar Balai Kota Semarang.

"Kami tidak akan bergerak menggunakan pentungan jika Anda tidak mendorong kami," kata polisi melalui pengeras suara.

Polisi juga meminta mahasiswa tak memaksa masuk. Polisi menyebut mahasiswa akan diperkenankan masuk secara perwakilan untuk menyampaikan pendapatnya. Polisi juga menyebut perwakilan DPRD Semarang akan mendatangi massa aksi.

"Mohon rekan-rekan mahasiswa kalau ada yang ingin ke dalam tolong diskusikan pimpinan-pimpinan Anda dengan kami," ujarnya.

Massa juga terlihat terus berorasi di depan polisi. Mereka menyinggung polisi yang menembakkan gas air mata di DPRD Jateng pada Kamis (22/8) lalu

Kronologi




Gerakan rakyat menggugat (GERAM) buka suara mengenai kronologi demo di Semarang memanas dan berujung ricuh imbas bentrokan dengan aparat pada Senin (26/8).

Berdasarkan keterangan resmi tertulis, mereka menyatakan sejak awal berencana gelar aksi di depan kantor DPRD Jawa Tengah. Aksi dilakukan untuk mengawal PKPU Pilkada, menolakk revisi UU TNI/Polri, serta pengesahan RUU Perampasan Aset.




Namun, mereka memutuskan memindah titik aksi karena pengamanan oleh aparat dinilai berlebihan dengan mengerahkan lebih dari 1.000 personel dan menutup hampir seluruh jalur evakuasi.

VIDEO

Massa aksi akhirnya memutuskan bergeser titik aksi ke depan kantor DPRD Kota Semarang (Balai Kota) dan 1.000 massa mulai berkumpul sekitar pukul 13.30 WIB. Pasukan kepolisian berjaga dalam pintu masuk kawasan Balai Kota.




Hingga pada 16.00 WIB massa aksi mencoba masuk Balai Kota Semarang, namun terus dihadang aparat kepolisian. Proses penghadangan dilakukan dengan represif ke massa aksi, sehingga memicu keributan.




Pada 18.00 WIB, aparat mulai mengancam akan melakukan pembubaran dengan alasan batasan jam untuk melakukan aksi. Beberapa kali aparat disebut memukul massa aksi yang berada di depan ketika mendorong mencoba masuk. Sekitar delapan orang disebut alami kepala bocor kena pentungan polisi.




Sekitar pukul 18.30 WIB, setelah massa aksi melakukan salat bersama, aparat bersenjata lengkap membawa mobil water canon dan berulang kali menyemprotkan air. Aparat kepolisian mulai menembaki gas air mata dan membuat pedemo mundur dan berlarian.




Banyak massa aksi terjebak di beberapa gedung, puluhan masa aksi pingsan dan luka-luka. Aparat terus maju ke arah massa, sampai pedemo terdorong ke depan Paragon Mall.




Polisi disebut menembaki gas air mata bahkan masuk ke perkampungan warga, banyak anak yang sedang mengaji terkena gas air mata.




Sekitar pukul 19.40 WIB kondisi semakin sulit bagi massa, tabung oksigen habis dan jumlah ambulan terbatas, selain itu beberapa gedung tempat masa aksi terjebak dijaga kepolisian sehingga ambulan sulit masuk.




Lihat Juga :




Puluhan Peserta Demo Semarang Masuk RS, Alami Sesak Napas dan Terluka

Di sisi lain, puluhan masa aksi ditangkap kepolisian dan diarahkan ke Polrestabes Semarang. Tim hukum GERAM sedang mendampingi korban di Polrestabes, namun belum diberikan akses bantuan hukum oleh RESMOB unit V dengan alasan tidak jelas.




Saat ini, Kapolrestabes Semarang di depan Polrestabes melarang masa aksi untuk bersolidaritas kepada kawan-kawan yang ditahan.




Di kondisi lain, puluhan korban represif dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama.




Respons polisi

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol. Artanto mengatakan sekitar 1.500 personel polisi yang diterjunkan untuk mengamankan aksi.




"Pengamanan ini untuk memastikan penyampaian aspirasi dilakukan dengan cara bermartabat," katanya.




Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar secara terpisah juga menyayangkan keterlibatan oknum siswa SMK dalam demonstrasi mahasiswa di depan kantor DPRD Kota Semarang yang berakhir ricuh.




Menurut dia, para siswa yang masih berseragam sekolah tersebut membawa kayu panjang dan ikut melempari polisi. Bahkan, lanjut dia, Wakasat Intel Polrestabes Semarang ikut terluka akibat lemparan kayu tersebut.




"Kami sayangkan mahasiswa melibatkan siswa SMK dan mereka terprovokasi," kata Irwan Anwar.


http://dlvr.it/TCQ07n
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak