SPBU dan Depot Pertamina di Labuhan Deli |
MEDAN || Portalmedan.online - Dampak Auto Schedule Pengiriman BBM (Bahan Bakar Minyak) yang diterapkan oleh PT Petro Nusa Perkasa yang di tunjuk langsung pihak dari PT Pertamina Patra Niaga untuk melaksanakan kegiatan menerapkan Sistem Auto Schedule atau ( Rute perjalanan mobil tangki BBM dari Terminal Fuel Medan Group ) menjadi polemik yang serius bagi para kalangan pengusaha yang bergerak di bidang SPBU.
Auto Schedule adalah sistem penjadwalan otomatis untuk distribusi BBM ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Meskipun sistem ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan keakuratan pengiriman, terkadang dapat menyebabkan masalah seperti Loss of Standing (L.O. Standing).
L.O. Standing adalah kondisi di mana SPBU mengalami kekosongan stok BBM sehingga tidak bisa melayani konsumen. Hal ini dapat terjadi karena beberapa alasan terkait auto schedule:
Ketidaksesuaian Penjadwalan : Sistem otomatis mungkin tidak selalu bisa memperhitungkan lonjakan permintaan secara mendadak atau situasi tak terduga di SPBU. Jika sistem tidak mengatur pengiriman yang cukup sering atau tidak sesuai dengan permintaan aktual, SPBU bisa kehabisan stok.
Keterlambatan Pengiriman : Masalah dalam rantai distribusi, seperti keterlambatan pengiriman atau masalah transportasi, dapat menyebabkan penundaan yang membuat SPBU kehabisan stok sementara menunggu pengiriman berikutnya.
Kurangnya Fleksibilitas : Auto schedule bisa jadi kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan cepat di lapangan, seperti perubahan permintaan musiman atau peristiwa tak terduga yang meningkatkan konsumsi BBM.
Masalah Teknis atau Operasional : Kesalahan dalam sistem penjadwalan otomatis, baik dari sisi perangkat lunak maupun manusia, bisa menyebabkan pengiriman yang tidak sesuai, baik dari sisi waktu maupun volume BBM yang dikirim
Untuk mengatasi masalah ini, Pertamina mungkin perlu meninjau dan memperbarui algoritma penjadwalan, meningkatkan komunikasi antara pusat distribusi dan SPBU, serta memastikan ada cadangan atau sistem alternatif jika terjadi gangguan pada pengiriman otomatis.
Awak Motor Tangki Minta Evaluasi Ulang Sistem Auto Schedule Pengiriman BBM
Sejumlah awak motor tangki (AMT ) PT. Elnusa Petrofin, melalui perwakilannya, enggan menyebutkan namanya, pada Minggu (18/08/24) menyuarakan kepada media terkait permintaan agar sistem auto schedule pengiriman Bahan Bakar Minyak (BBM) yang saat ini diterapkan oleh PT Petro Nusa Perkasa untuk segera dievaluasi kembali. Sistem yang diterapkan sejak beberapa waktu lalu tersebut dinilai menyebabkan sejumlah kendala operasional yang berdampak pada kelancaran distribusi BBM ke berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Menurut salah satu perwakilan awak motor tangki yang tidak ingin disebutkan namanya, sistem auto schedule kerap kali tidak memperhitungkan situasi aktual di lapangan. “Kami sering kali mengalami masalah di mana penjadwalan pengiriman tidak sesuai dengan kebutuhan real time di SPBU. Hal ini menyebabkan beberapa SPBU mengalami stock out atau kekosongan stok BBM, sehingga pelayanan kepada konsumen terganggu,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa masalah ini tidak hanya berdampak pada SPBU, tetapi juga memperberat beban kerja awak motor tangki. “Ketika ada kesalahan dalam penjadwalan, kami harus bekerja ekstra untuk mengatasi kekosongan stok di lapangan. Ini tentu mempengaruhi efisiensi dan keselamatan kerja kami.”
Sistem auto schedule yang dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi distribusi BBM ini, meskipun diakui memiliki beberapa keunggulan, dinilai kurang fleksibel dalam menanggapi perubahan atau lonjakan permintaan yang tidak terduga. Beberapa awak motor tangki (AMT) juga menyebutkan bahwa sistem ini tidak selalu memperhitungkan kondisi jalan atau faktor eksternal lain, seperti kondisi stamina/kesehatan yang bisa mempengaruhi waktu pengiriman.
Seiring dengan semakin banyaknya keluhan terkait sistem ini, para awak motor tangki berharap Pertamina segera melakukan evaluasi dan perbaikan. Mereka juga mengusulkan agar ada peningkatan komunikasi antara tim lapangan dan pusat distribusi untuk memastikan bahwa penjadwalan pengiriman BBM bisa lebih sesuai dengan kondisi di lapangan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Pertamina belum memberikan tanggapan resmi terkait permintaan evaluasi ulang sistem auto schedule dari para awak motor tangki tersebut. Namun, sejumlah pihak dalam perusahaan telah menyatakan akan mempertimbangkan masukan dari lapangan untuk terus memperbaiki proses distribusi BBM di seluruh Indonesia.
(Tim)