Cantik & Tajir, Ini 7 Eksekutif Perempuan Anak Konglomerat RI

PORTAL MEDAN. Suksesi kepemimpinan adalah hal yang lumrah terjadi di sebuah korporasi. Hal tersebut juga terjadi di kalangan konglomerat Tanah Air yang memiliki dinasti bisnis yang menggurita.

Sudah sewajarnya tampuk kepemimpinan strategis dari usahanya dialihkan ke para keturunannya ketika usia para founder sudah mulai udzur. Itulah konsekuensi bagi mereka yang terlahir sebagai anak, cucu atau generasi kesekian dari konglomerat.

Tugasnya tidaklah mudah. Bebannya pun sangat berat karena selain untuk melanjutkan usaha keluarganya, mereka juga digembleng untuk mengembangkan bisnis yang sudah dibangun dalam hitungan dekade lamanya tentu dengan keringat dan air mata.

Tak peduli pria atau wanita, tugas tersebut harus diemban. Saat ini ada delapan wanita keturunan konglomerat RI yang menduduki peran penting dalam kerajaan bisnis keluarganya.

Siapa sajakah mereka? Berikut CNBC Indonesia rangkumkan untuk pembaca.

1. Jesslyn Widjaja

Muda dan anggun adalah kata yang melekat di diri Jesslyn Widjaja. Seorang perempuan generasi ketiga dari pendiri Sinar Mas Group Eka Tjipta Widjaja. Merupakan anak dari putra ke-8 dari Eka Tjipta yakni Franky Oesman Widjaja. 

Riwayat pendidikan Jesslyn tentunya mentereng. Ia menamatkan program strata satunya di University of California Los Angeles (UCLA) pada 2002-2006. Menyandang status sebagai Bachelor of Applied Science, Jesslyn mengambil konsentrasi teknik kimia.

Tidak berhenti di situ saja, Jesslyn kemudian melanjutkan pendidikannya dengan mengambil program Master of Business Administration (MBA) di salah satu kampus terkemuka di dunia yaitu University of Pennsylvania-The Wharton School. Kali ini Jesslyn memilih berlabuh ke bidang keuangan.

Pendidikan lanjutannya ditempuh selama dua tahun dari 2008-2010. Namun pasca lulus dari UCLA sebenarnya Jesslyn sempat bekerja sebagai Consulting Analyst di Deloitte selama dua tahun.

Karir selanjutnya yang ditempuh oleh Jesslyn adalah sebagai investment banking associate di salah satu bank terkemuka global yakni Citi. Di sini perempuan cucu mendiang orang terkaya kedua di Indonesia itu bekerja selama kurang lebih 1 tahun 4 bulan.

Barulah di tahun 2011, Jesslyn mulai bergabung dengan salah satu anak perusahaan grup Sinar Mas yaitu di Golden Agri-Resources Ltd. Entitas konglomerasi Sinar Mas ini berfokus pada pemanenan, pemrosesan, distribusi, dan penjualan minyak sawit mentah dan inti sawit.

Perseroan juga melakukan pengolahan minyak sawit mentah menjadi minyak goreng, hingga margarin untuk dijual dan didistribusikan. Posisinya di perusahaan adalah sebagai Executive Director-Strategic Business Development.

2. Victoria Tahir

Wanita kelahiran 1978 ini merupakan anak dari pendiri Mayapada Group sekaligus orang terkaya ketujuh di Indonesia yakni Dato Sri Tahir. Wanita berusia 42 tahun ini menempuh pendidikan strata satu ilmu administrasi bisnis di University of California, Berkeley dan strata dua akuntansi di University of Southern California.

Victoria pernah berkarir di beberapa perusahaan terutama di bidang keuangan. Kiprahnya di dunia keuangan terbilang lama karena sudah menghabiskan waktu lebih dari 20 tahun.

Beberapa perusahaan yang dijajakinya antara lain PT. Nico Central, PT. Inti Dufree Promosindo, PT. Sona Topas Tourism Industry, Tbk., PT. Wahana Mediatama, PT. Petarung Tangguh Persada, dan PT. Pancaran Kreasi Adiprima.

Namun sejak tahun 2018, Victoria didapuk sebagai presiden komisaris PT Pohon Dana Indonesia. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan terutama teknologi finansial berjenis peer to peer (P2P) lending.




Jasa layanan yang disediakan oleh Pohon Dana meliputi pinjaman kredit dan penempatan dana layaknya P2P lending lainnya. Perusahaan ini juga didukung oleh Mayapada Group milik ayahnya. 

3. Caroline Riady

Caroline memulai karir dengan mengajar sekolah negeri di Illinois dan mengajar beberapa tahun di Sekolah Pelita Harapan di Lippo Village. Kemudian, Caroline berperan sebagai dosen di Universitas Pelita Harapan Teachers College, mempersiapkan calon guru untuk mengajar di lingkungan pedesaan untuk mengembangkan daerah terpencil di Indonesia.

Caroline merupakan putri dari James Riady. Wanita berusia 36 tahun itu memperoleh gelar Bachelor of Arts di bidang pendidikan sekolah dasar dari Wheaton College, Wheaton, Illinois, Amerika Serikat, pada tahun 2004.Nama Riady sudah jelas tidak asing di telinga publik. Ya, siapa lagi kalau bukan pemilik Lippo Group. Caroline Riady adalah cucu pendiri Lippo Group Mochtar Riady alias orang terkaya ke-12 di Indonesia versi Forbes. Kekayaannya mencapai US$ 2,1 miliar.

Pada tahun 2012, Caroline memulai perannya sebagai Direktur Eksekutif di Siloam Hospitals Kebon Jeruk. Dalam perannya saat ini, Caroline memimpin jaringan Siloam Hospitals lebih dari 30 rumah sakit dan klinik.

Kemudian ia ditunjuk sebagai Wakil Presiden Direktur Perseroan sejak tahun 2016 berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 11 Oktober 2016 dan diangkat kembali berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 22 Maret 2017.

Siloam Hospitals merupakan jaringan rumah sakit dan klinik yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 8,9 triliun. Siloam Hospitals juga merupakan salah satu entitas bisnis yang dimiliki oleh Grup Lippo.

4. Metta Murdaya

Memiliki nama lengkap Metta Margaretha Murdaya, perempuan yang lebih dikenal dengan nama Metta Murdaya itu adalah anak dari pasangan Murdaya Poo dan Siti Hartati. Sebgai informasi, Murdaya Poo merupakan orang terkaya ke-29 di Tanah Air versi majalah Forbes.

Kekayaan Murdaya Poo ditaksir mencapai US$ 1,15 miliar dari bisnisnya di Central Cipta Murdaya yang merupakan holding dari perkebunan kelapa sawit, pabrik kayu lapis, teknik dan IT. Ia juga memiliki perusahaan pengembang properti bernama PT Metropolitan Kentjana.

Sebagai anak dari crazy rich Indonesia Metta juga terlibat dalam jajaran orang penting di bisnis keluarganya. Ia tercatat pernah menduduki posisi sebagai komisaris di PT Metropolitan Kentjana Tbk sejak 2003 dan PT Central Cipta Murdaya sejak 2017.

Metta lulus dari University of California di Berkeley di AS pada tahun 1997 dengan gelar ganda dalam Ilmu Kognitif dan Arsitektur. Kemudian Metta juga lulus serta menyandang gelar MBA dari NYU Stern School of Business pada tahun 2002 di bidang Keuangan dan Manajemen.

Darah bisnis ayahnya juga mengalir dalam diri Metta. Ia menjadi pendiri Juara, sebuah perusahaan perawatan kulit alami di New York, yang menggunakan bahan-bahan herbal dari Indonesia. 

Kini produk perawatan kulit Juara yang dibangun AS itu sudah masuk pasar Indonesia dan bisa dijumpai di berbagai gerai seperti Seibu, Sogo, dan Sephora. 

5. Astrid Salim

Astrid Salim adalah putri dari Anthony Salim. Merupakan generasi ketiga dari pemilik Salim Group alias cucu dari Sudono Salim. Siapa yang tak kenal keluarga Salim? Produknya sangat terkenal, apalagi kalau bukan Indomie. 

Astrid merupakan saudari Axton Salim yang menjadi direktur dari beberapa perusahaan milik Salim Group seperti Indofood. Tidak seperti Axton Salim yang terkenal karena aktif menjadi direksi, komisaris hingga pendiri inkubator start up Block71, nama Astrid justru sangat jarang muncul di pemberitaan media jika kaitannya dengan bisnis.

Beberapa sumber menyebut bahwa Astrid lebih dekat dengan dunia seni ketimbang bisnis. Namun ia disebut memiliki jabatan strategis di salah satu unit bisnis dari Salim Group di Singapura yakni KMP Private Ltd.

KMP merupakan salah satu holding perusahaan yang bergerak di sektor poultry. Anthony Salim ayah Astrid menguasai 67% saham KMP yang berkedudukan di 150 South Bridge Road #11-04 Fook Hai Building Singapura.

Kurang lebih lima tahun silam, KMP Private Limited menjadi salah satu kendaraan bisnis Salim Group untuk menggarap sektor peternakan unggas di Indonesia dengan menggaet perusahaan Malaysia CAB Cakaran Corporation Berhad untuk membentuk usaha patungan (Joint Venture).

Grup Salim disebut memegang porsi 90% di perusahaan patungan tersebut sementara 10% sisanya dimiliki oleh CAB Cakaran.

6. Jacqueline Michelle Sampoerna

Jacqueline merupakan putri sulung Putera Sampoerna orang terkaya di Indonesia nomor 14 versi majalah Forbes. Sebagai putri sulung dari businessman kawakan di Tanah Air, Jacqueline juga merintis karirnya dari bawah di perusahaan sang ayah. 

Diketahui ia pernah menjabat sebagai manajer komunikasi di PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) yang sekarang mayoritas sahamnya (>90%) telah dikuasai oleh Philip Moris International. Jacqueline juga pernah menjadi direktur di Sampoerna Jones Design.

Kini Jacqueline lebih sibuk berkecimpung di dunia filantropis dengan menjadi chairperson di yayasan yang dibangun oleh sang ayah yakni Putera Sampoerna Foundation (PSF).

Awalnya fokus di bidang pendidikan dengan memberi beasiswa kepada yang membutuhkan akhirnya PSF bertransformasi menjadi yayasan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat, baik di bidang pendidikan, pemberdayaan perempuan, entrepreneurship, hingga bantuan kemanusiaan.

7. Ayu Patricia Rachmat

Ayu juga merupakan istri dari bos Northstar Group investor Gojek Patrick Sugito Walujo. Melansir Bloomberg, Ayu sempat tercatat sebagai komisaris di PT Duta Inti Daya Tbk (DAYA) atau yang lebih dikenal dengan nama Watsons.

Ayu Patricia Rachmat merupakan putri dari eks bos Astra International Tbk (ASII) sekaligus pendiri Tri Putra Group, Theodore Permadi Rachmat yang menjadi orang terkaya 18 di Indonesia versi Forbes. Kekayaannya mencapai US$ 1,55 miliar. 

Ya, Watsons gerai yang menjual berbagai produk kecantikan dan perawatan tubuh yang sering dijumpai di berbagai pusat perbelanjaan. Saat ini Ayu memang tidak lagi menjabat sebagai komisaris di perusahaan tersebut. Namun suaminya, Patrick Sugito Walujo masih tercatat sebagai komisaris perusahaan.(cnbcindonesia.com)


http://dlvr.it/T9k9N5
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak