Telak! Jawaban cerdas Sultan Hamengkubuwono X bungkam Prabowo soal usulan pindahkan makam Pangeran Diponegoro .

PORTAL MEDAN. Pangeran Diponegoro yang memiliki nama asli Raden Mas Onwiryo merupakan anak Sultan Hanengkubuwono III dan R.A. Mangkarawati.

Pangeran Diponegoro lahir pada 11 November 1785 di Yogyakarta, namun ia wafat pada 8 Januari 1885 dan di Makassar.

Pangeran Diponegoro dikenal luas karena perannya dalam memimpin Perang Jawa dalam melawan Belanda yang terjadi pada tahun 1825 sampai tahun 1830.

"Perang terjadi karena pangeran tidak menyetujui campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan," ucap narator YouTube Panorama Indonesia

Kini kita akan membahas cerita dibalik Pangeran Diponegoro mengapa bisa wafat dan dimakamkan di Makassar dan bukan di tanah kelahirannya, Yogyakarta.

"Perjalanan Pangeran Diponegoro ke Makassar tidak lain karena ia berhasil ditangkap Belanda dan diasingkan ke Manado," ucap narator.

"Kemudian pengasingan Pangeran Diponegoro dipindahkan ke Benteng Rotterdam, Makassar. Di kota Angin Mamiri ini Pangeran Diponegoro diasingkan hingga wafat," lanjutnya.

Karena hal itu Pangeran Diponegoro dimakamkan di Kompleks Kampung Jawa, Makassar lokasi pemakaman tepatnya di Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo, Makassar.

"Kompleks makam Pangeran Diponegoro terlihat sederhana bahkan terkesan sempit karena dihimpit oleh bangunan tinggi yang menjulan tinggi di tengah kota," ucap narator.

Kompleks makam tersebut terdiri dari 2 makam besar milik Pangeran Diponegoro dan Ratu Ratnaningsih istri yang ikut dalam pengasingan.

"Selain itu, ada 25 makam berukuran sedang dan 39 makam berukuran kecil. Makam tersebut merupakan makam 6 orang anaknya ,30 orang cucu, 19 orang cicit dan 9 pengikutnya," ucap narator.

Baru-baru ini Prabowo Subianto dalam acara Rakerenas Apeksi 2023 menyampaikan usulan dan meminta izin kepada masyarakat Sulawesi Selatan agar makam Pangeran Diponegoro dipindahkan ke Yogyakarta.

"Di kota ini juga ada makam Pangeran Diponegoro yang dibuang dari daerah asalnya. Dan tidak ada salahnya kita berpikir apakah tidak di alam merdeka, tentunya dengan izin rakyat Sulawesi Selatan apa tidak ada baiknya kita kembalikan," ucapnya yang dikutip Hops.ID dari YouTube Kompas TV.

Namun, usulan tersebut justru mendapatkan penolakan dari Sultan Hamengkubuwono X yang merasa tidak perlu dilakukan.

"Di sana juga dihargai oleh masyarakat dan masyarakat Makassar juga menjaga. Saya kira tidak perlu harus diputar, masyarakatnya disana menghargai," ungkapnya.(hops.id)


http://dlvr.it/Sz39Ff
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak