Cukup sulit mendapatkan banyak informasi terkait para selir sejak era Kakek Kim Jong Un berkuasa di Korea Utara.
Kalaupun ada, cerita mirisnya Gippeumjo atau selir hingga era Kim Jong Un biasanya dari orang-orang yang berhasil kabur dari Korea Utara.
Misalnya saja yang diungkap oleh Lee So Yeon, mantan musisi di kemiliteran Korea Utara yang berhasil kabur pada tahun 2008 silam.
Nona Yeon mengungkap banyak hal, salahsatunya cara pihak pemerintah menguji kegadisan para wanita yang sudah dibidik untuk menjadi Pleasure Squad alias selir.
"Dokter melakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan mereka masih perawan sebelum mereka direkrut," tulis Daily Star 6 April 2017.
Lebih rinci, calon selir yang dicari para pejabat Korea Utara sejak dulu hingga masa kepemimpinan Kim Jong Un juga diungkap.
"Gadis-gadis itu mereka harus menjalani cek medis yang dinamakan invasif, untuk membuktikan mereka perawan," ungkap harian New York Post terbitan 1 Mei 2020.
Bahkan pada era Korea Utara zaman dahulu, untuk membuktikan itu semua mereka harus 'bermain' dengan pejabat tertentu.
"Untuk mendapatkan audisi, para gadis harus berhubungan dengan Jang Song Thaek (saudara laki-laki Kim Il Sung)," terangnya lebih lanjut.
Hal itu memang berkaitan dengan syarat para selir yang diburu oleh penguasa Korea Utara, konon sejak era Kim Il Sung, Kakek Kim Jong Un sekaligus bapak bangsa negeri itu.
Kabarnya ada mitos soal kegiatan intim dengan gadis yang masih terjaga kegadisannya.
"Kim Il Sung sangat menyukai gadis karena dia percaya berhubungan dengan gadis memungkinkan mereka menyerap 'Ki' atau kekuatan hidup," pungkasnya.
Untuk mendapatkan itu semua, kabarnya para wanita yang ditargetkan untuk dijadikan selir rata-rata berusia muda.
Wanita yang berusia 13 Tahun sampai 20 Tahun diyakini lebih banyak dicari para pejabat Korea Utara untuk dijadikan selir sejak masa kekuasaan Kim Il Sung hingga Kim Jong Un.***
http://dlvr.it/Sy6pmS