Fakta Wanita di Palembang Bantah Gagal Nikah karena Rp 700 Ribu: Itu Akal-akalan!

PORTAL MEDAN.  Dona Wulandari yang rencana menikah dengan Anjas, pria asal Palembang Sumatera Selatan namun batal, angkat bicara. Dona pun menepis semua tuduhan yang disampaikan dari pihak Anjas. Menurut Dona, pernikahan itu batal bukan karena uang mahar dari pihak keluarga Anjas yang kurang Rp 700 ribu dan bukan juga karena dia membentak dengan membanting pintu terhadap ibunya Anjas karena persoalan kekurangan uang tersebut. "Saya ini memang benar adanya batal nikah, tapi bukan dari pihak saya melainkan dari pihak mempelai pria. Penyebabnya batal karena kesalahpahaman, alasannya mungkin karena mereka tidak terima," ungkap Dona memberikan klarifikasi kepada wartawan di Mapolsek Pengandonan, Ogan Komering Ulu (OKU), Kamis (29/12/2022). "Itu tidak benar adanya membanting pintu. Tidak benar saya mengeluarkan kata-kata tidak pantas. Saya tidak pernah membanting pintu. Itu hanya alasan mereka untuk menggagalkan pernikahan. Tidak (bukan karena kurang Rp 700 ribu). Itu hanya akal-akalan mereka untuk membatalkan pernikahan," sambungnya. Dona membenarkan pihaknya telah menerima Mahar uang tunai senilai Rp 35 juta, emas 2 suku dan sebuah kain songket. Akan tetapi, katanya, uang Rp 35 juta itu sudah diikhlaskan oleh keluarga Anjas di malam pembatalan nikah tersebut. "Uang Rp 35 juta itu pada malam itu sudah diikhlaskan mereka dengan disaksikan, saksi kepala desa, sekretaris desa, perangkat desa, kedua orang tua saya dan saya sendiri. Rekamannya kita ada," katanya. Dia mengaku jika sebelum pernikahan ini batal dia memang betul-betul jatuh cinta kepada Anjas. Hanya saja harapan itu pupus karena pihak keluarga Anjas yang memutuskan untuk membatalkan pernikahannya di malam H-1. "Baru kenal (Anjas) setahun dan saya memang betul-betul cinta. Tapi setelah kejadian saya memutuskan hubungan ini untuk cukup sampai di sini saja. Emang kita tidak pernah menjanjikan mereka untuk menggelar pernikahan secara mewah, saya sudah bilang kalau nikahnya cukup di rumah, sederhana, tidak ada pelaminan, tidak ada organ (hiburan), ataupun yang mewah-mewah," terangnya. Di malam pembatalan itu, kata Dona, pihaknya juga telah menyerahkan uang senilai Rp 6,7 juta, emas dua suku dan sebuah songket ke pihak Anjas. Sementara uang Rp 35 juta itu sudah dihabiskan untuk kebutuhan pernikahan salah satunya membeli sembako, biaya dekorasi dan lainnya. "Di malam itu saya mengembalikan uang Rp 6,7 juta, emas 2 suku beserta songket dan ada saksi-saksinya. Uang Rp 35 juta sudah digunakan untuk keperluan beli sembako, buat hajatan kan mulai dari sewa dekorasi dan segala macam. Ada uang yang sudah di belikan gaun (pengantin), itu tidak dikembalikan gaunnya ada di saya, yang satunya di mereka. Rp 1,2 juta bayar buku nikah," bebernya. Dia pun membantah tudingan bahwa ia sudah empat kali gagal menikah termasuk dengan Anjas. Dan setelah kejadian ia dan keluarganya meninggalkan rumah itu bukan karena kabur melainkan menghadiri acara syukuran keluarga di kawasan Fajar Bulan. "Empat kali gagal menikah itu juga tidak benar. Ini pertama kali saya gagal menikah dan langsung viral. Itu saya tidak melarikan diri, saya ke tempat saudara saya yang ada di Fajar Bulan. Saya di sana menghadiri acara syukuran," katanya. Terkait pihak keluarga Anjas yang rencana akan melapor Dona ke polisi, Dona sendiri mengaku siap dan akan hadir jika memenuhi panggilan polisi jika memang diperlukan. Doa memastikan ia dan keluarganya sampai kapanpun tidak akan mengembalikan Rp 35 juta seperti apa yang diminta keluarga Anjas. "Saya tidak akan mangkir dari panggilan polisi dan saya akan datang. Tidak ada niat untuk mengembalikan uang Rp 35 juta itu karena mereka sudah mengikhlaskan," katanya. Kepada masyarakat desa tempatnya berdomisili, Dona juga meminta maaf karena telah membuat warga resah "Saya mengucapkan beribu minta maaf kepada masyarakat Desa Blambangan dan semuanya atas kasus yang meresahkan ini karena berdampak ke masyarakat Desa Belambang," jelasnya. Kapolsek Pengandonan AKP Dwi Hendro yang membenarkan peristiwa itu mengatakan jika sebelum akhirnya Donoa angkat bicara pihaknya bersama babinsa setempat sudah beberapa kali bertandang ke kediaman Dona, tetapi tidak bertemu. "Terkait viralnya berita ini saya bersama babinkamtibmas dan babinsa sudah berapa kali datang ke rumah (Dona), tetapi tidak bertemu. Kemudian kami meminta bantuan ke perangkat desa apabila Dona ingin mengklarifikasi kami Polsek Pengandonan siap memfasilitasi," kata Kapolsek. "Alhamdulillah pada hari ini dari pihak perempuan sudah hadir untuk memberikan klarifikasi. Mudah-mudahan dengan adanya klarifikasi ini berita yang beredar selama ini tidak liar atau berimbang ataupun tak melenceng kemana-mana," sambung Dwi. Sementara itu, Kades Belambang Salman Jaya juga membenarkan soal ada warganya yang batal menikah dan viral. Dia membenarkan jika pernikahan Dona itu sebenarnya sudah terdaftar, namun batal di malam H-1. "Jadi memang benar ada di desa kita itu batal nikah (antara Dona dan Anjas). Setelah dirundingkan hingga Pukul 01.00 dini hari itu yang memutuskan gagal nikah itu bukan (pihak) perempuan, tapi dari (pihak) laki-laki. Itulah yang saya tahu pada malam itu. Ketika saya bujuk-bujuk kedua pasangan ini menikah, tapi yang dari laki-laki tetap tidak mau melanjutkan pernikahan, itu saja," katanya. Baca artikel detiksumut, "Wanita di Palembang Bantah Gagal Nikah karena Rp 700 Ribu: Itu Akal-akalan!" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6488219/wanita-di-palembang-bantah-gagal-nikah-karena-rp-700-ribu-itu-akal-akalan.
http://dlvr.it/Sg7xHQ
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak