AGEMAKS ONLINE. Pegiat media sosial Nicho Silalahi turut memberikan tanggapannya tentang meninggalnya Eril, anak pertama dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Dilansir dari akun Twitter pribadinya @Nicho_Silalahi, Sabtu 4 Juni 2022, dirinya berujar bahwa ada perbedaan perlakuan ketika anak dari seorang tokoh politik meninggal dunia dengan kejadian rakyat bangsa Indonesia yang dibantai di KM 50. Nicho Silalahi mempertanyakan soal Eril yang menjadi korban tenggelam di Sungai Aare, Swiss disebut sebagai bencana kemanusiaan. Ia juga membandingkannya ketika rakyat yang dibantai, hal tersebut dinilai bukan sebuah bencana kemanusiaan melainkan angka statistik semata. “Satu orang meninggal itu bencana kemanusiaan tapi giliran rakyat dibantai cuma angka statistik, ujar Nicho Silalahi, dikutip dari akun Twitter @Nicho_Silalahi, Sabtu 4 Juni 2022. Lebih lanjut lagi, Nicho Silalahi menyebut perbedaan persepsi tersebut bisa terjadi karena Eril merupakan anak dari kawannya sendiri (Anies Baswedan). Sedangkan rakyat yang dibantai di KM 50 tidak akan mendapatkan simpati seperti Eril yang merupakan putra dari kolega Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. “Beginilah watak penguasa saat anak koleganya menjadi korban tapi dia diam saat rakyat dibantai seperti kejadian KM 50 dll,” tutur Nicho Silalahi. Nicho Silalahi juga mempersoalkan mengenai seruan Shalat Gaib untuk Eril yang disampaikan oleh Anies Baswedan. Menurutnya, Seharusnya rakyat yang dibantai di KM 50 juga mendapatkan perlakuan yang sama. “Kenapa kau ga serukan semua Masjid Jakarta Salat Gaib?” ucap Nicho Silalahi. Sebagai informasi, kejadian rakyat dibantai di KM 50 adalah kasus pembunuhan enam orang anggota Front Pembela Islam (FPI) yang ditembak mati oleh oknum kepolisian. Dilansir dari republika.co.id, Sabtu 4 Juni 2022, enam anggota FPI tersebut merupakan pengawal dari Habib Rizieq Shihab. Diketahui bahwa dua orang terdakwa yang menjadi pelaku penembakan sehingga enam orang tersebut meninggal dunia adalah anggota Resmob Polda Metro Jaya. Selain dua anggota Resmob Polda Metro Jaya tersebut, terdapat seorang pelaku lagi yang juga merupakan anggota kepolisian bernama Ipda Elwira Priyadi. Namun diketahui bahwa Ipda Elwira Priyadi dinyatakan telah meninggal dunia akibat kecelakaan motor pada Januari 2021.hops.id
http://dlvr.it/SRcnnW
http://dlvr.it/SRcnnW