PORTAL MEDAN.
Sosok Erayani si pria jadi-jadian yang menikahi sesama wanita masih menyita perhatian publik.
Kali ini seorang dokter asli gantian ikut berkomentar soal gelar akademik yang dimiliki Erayani.
Seperyi diketahui, kepada sang istri Erayani mengaku dirinya berprofesi seorang dokter.
Selain itu, Erayani juga memiliki empat gelar lainnya yang sangat mentereng di belakang namanya.
Bahkan gelar akademik itu dipamerkan Erayani di undangan pernikahannya saat mempersunting wanita berinisial NA asal Jambi.
Pernikahan Erayani dengan wanita berinisial NA ini digelar pada 17 Oktober 2021.
Namun ketika identitas asli Erayani terkuak, kartu undangan nikahnya pun mendadak viral di media sosial.
Dalam kartu undangan yang viral di media sosial, terlihat Erayani memakai nama palsunya, Ahnad Arrafif.
Setelah itu, Erayani pun mencantumkan 5 gelar akademiknya.
Mulai dari dokter spesialis bedah syaraf (dr Sp BS), sarjana art (SArt), sarjana teknik (ST), sarjana hukum (SH) hingga sarjana humaniora (SHum).
"dr Ahnaf Arrafif Sp BS, SArt, ST, SH, SHum," tulis pada undangan tersebut.
Kepada NA, Erayani mengaku sebagai seorang pria bernama Ahnaf Arrafif dan berprofesi dokter lulusan New York, Amerika.
Deretan gelar akademik Erayani pun disorot seorang dokter bernama dr Iogh Bono atau Satrio BP.
Sekedar informasi, dr Iogh Bono ini diketahui merupakan dokter spesialis anak.
Begitu melihat deretan gelar akademik Erayani, dr Iogh Bono seketika langsung ngakak.
"Sebenarnya gue gak pengen komen.
Cuma masa gelar sepanjang ini coba?," ucap dr Iogh Bono sambil tertawa ngakak, dikutip TribunnewsBogor.com dari akun TikTok @dr_iogh.
Kemudian, dr Logh pun merinci cara pikir logika soal gelar yang ngaku-ngaku dIperoleh Eriyani atau Ahnaf Arrafif ini.
Kamu selesai SMA 17-18 tahun lah. Tamat dokter paling cepet 5 tahun, berarti 23 tahun.
Ujian bla bla 23-24 tahun. Atau kamu ngambil internship Setahun lah ya, berarti sekitar 24-25 tahun," ungkapnya.
Namun anehnya, dr Iogh Bono menyoroti kalau Erayani ini ngaku dokter spesialis bedah syaraf.
"Misalnya kamu berdarah biru, duitnya banyak, ngambil sekolah spesialis bedah syaraf.
Itu sekolah paling susah paling lama 5-6 tahun," ucap dr Iogh Bono.
Ia pun heran dari mana Erayani bisa mendapatkan gelar sarjana lainnya.
"Jadi kamu tamat usia 29-30 tahun. Lah kapan ngambil gelar yang panjang ini?" tegasnya.
Sambil geleng-geleng kepala, dr IoghBono pun sampai heran sendiri.
"Ampun deh, gak ngerti gue," ucap dr Iogh Bono.
Lantas, dr Iogh Bono pun menegaskan tidak akan mungkin seseorang bisa punya gelar akademik banyak di usia 28 tahun.
"Walaupun kamu SD-SMP-SMA ngambil akselerasi, gak mungkin punya usia 28 tahun punya gelar sepanjang ini," pungkas dr Iogh Bono.
Tak hanya soal gelar akademiknya, pengakuan Erayani saat menjelaskan isi tesisnya pun jadi sorotan netizen.
Dalam akun Twitter, kepada calon istrinya kala itu, Erayani menjelaskan soal sel.
"Untuk menguraikan sel sel yang rusak itu yang susah, soalnya sel yang di sebelahnya udah mati, itu sih yabg jadi masalah thesis ku," ujar Erayani.
Lihat komentar sang dokter asli di sini
Kronologi Kasus Erayani Tipu Wanita
Pernikahan Erayani dengan seorang wanita berinisial NA berjalan selama 10 bulan.
Erayani dan NA kala itu hanya menikah siri.
Pernikahan mereka digelar Juli 2021 lalu. Saat itu Erayani menyebut akan datang bersama keluarga besarnya dari Lahat.
Tapi nyatanya pelaku datang hanya seorang diri.
Dia juga tak membawa identitas.
Setelah menikah siri, Erayani sempat tinggal beberapa bulan di rumah korban di Kota Jambi.
Setelah beberapa bulan menikah, pelaku kemudian membawa kabur NA ke Lahat.
Saat itu, korban mengaku tidak sadar dan tiba-tiba dibawa pergi ke Lahat.
Di Lahat, korban tinggal di rumah keluarga dan teman Erayani selama 4 bulan.
Selama itu pula, NA dikurung di kamar, diberi makan sehari sekali pakai lauk telur.
Saat itu, pelaku mengatakan korban sedang diguna-guna ibunya sendiri, sehingga tidak boleh berkomunikasi.
Terungkapnya identitas pelaku yang ternyata perempuan itu bermula dari kecurigaan ibunda NA, istri siri Erayani.
Dia melihat saat mandi, menantunya yang dia kira pria tulen itu selalu menggunakan baju saat mandi.
Hingga akhirnya suatu saat dia meminta paksa kepada menantu itu untuk membuka baju.
Akhirnya terkuak setelah melihatnya tanpa pakaian, ciri fisik menunjukkan orang yang dia kenal dengan nama dokter Ahnaf Arrafif itu ternyata perempuan.
Selanjutnya, dia melaporkan kasus ini ke kepolisian, dan akhirnya polisi menangkap pelaku.
Atas perbuatannya, pelaku terancam Pasal 93 jo Pasal 28 ayat (7) UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. (Tribunnews.com)
http://dlvr.it/SStDwB
http://dlvr.it/SStDwB