Tak kunjung ditepati, warga gusuran tagih janji manis Anies Baswedan: Derita di balik megahnya bangunan JIS

AGEMAKS ONLINE.   Di balik megahnya bangunan JIS, ada derita warga setempat yang menanti jajnji manis Anies Baswedan lantaran huniannya itu dengan terpaksa harus tergusur.  Akibatnya warga harus pergi dari sekitaran JIS agar pembangunan stadion itu dapat berjalan dengan lancar, lantas mereka berharap agar janji manis Anies Baswedan itu bisa segera dipenuhi.  Janji manis Anies Baswedan itu dirasa akan bebaskan derita warga setempat gusuran JIS, agar bisa memulai kembali kehidupan layaka di tempat lain.  Untuk melancarkan pembangunan JIS, terpaksa harus mengusur Kampung Bayam disebut belum mendapat uang santunan hingga kini.  Pada kesepakatan awal, warga Kampung Bayam dijanjikan kompensasi sebesar 6 juta untuk penduduk yang miliki status kontrak.  Sedangkan warga yang miliki bangunan, akan diganti dengan kompensasi yang beragam dan disesuaikan.  Namun sayang, dalam pelaksanaan penggantian berupa kompensasi tidak berjalan lurus-urus saja. Ada beberapa penduduk yang hingga kini belum mendapat santunan itu.  Padahal mereka telah mengurus administrasi hingga memfoto rumah sebagai syarat mendapat kompensasi dari PT Jakpro.  “Jadi disebut sama pihak jakpro kalau usaha kita usaha illegal, itu karena kp yang kategorinya tidak masuk di pemprov itu, kurang tahu lah kategorinya apa. Akhirnya kita tidak dapat uang kompensasi warga kp,” ungkap warga setempat, dikutip Hops.ID melalui kanal YouTube TV Jurnal pada Sabtu, 7 Mei 2022.  Berbeda dengan pernyataan dari salah seorang warga, pihak dari jakpro pun memberikan penuturannya bahwa sudah menawari berbagai pilihan kompensasi. “Pada waktu pelaksanaan di Kampung Bayam itu semua sudah diberikan kompensasi. Ditawari antara dia diberikan masuk ke rumah susun atau pun pindah ke tempat lain, tapi rata-rata mereka pindah ke tempat lain,” papar pihak jakpro.  Kenyataannya masih terdapat 13 kk yang belum mendapat santunan, lalu jakpro memberikan uang senilai 50 juta untuk dibagikan pada 13 kk itu.  Berbeda dengan anak-anak yang sudah berkeluarga dan miliki kk sendiri namun masih tinggal satu rumah dengan orang tua, masih belum diberikan santunan secara merata.  Polemik yang terjadi justru membuat warga akhirnya mendirikan rumah bedeng di pinggir rel kereta api, beratapkan terpal dan berdinding tripleks.  Besar harapan agar pemprov DKI dapat memberikan perhatian kepada kampung Bayam.Pesan itu direspon oleh Wagub DKI yang tengah memikirkan solusinya.*** hops.id
http://dlvr.it/SPzj0J
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak