Pesan Terakhir Jeminten Sebelum Dibuang Hidup-hidup di Sungai Brantas, Korban Bilang Ini ke Ponakan

AGEMAKS ONLINE.   Rinda Hernanda tampak pilu saat menceritakan momen terakhirnya bersama sang tante,  Jeminten (48). Wanita 26 tahun itu tak pernah menyangka bahwa nasib Jeminten akan berakhir tragis.  Jasad Jeminten ditemukan mengapung di Sungai Brantas, Kabupaten Tulungagung pada Minggu (3/4/2022).  Penemuan jasad Jeminten sempat mengejutkan pihak kepolisian.  Sebab polisi menemukan benda aneh alias tak wajar di tangan korban.  Kedua pergelangan tangan jasad wanita tersebut terikat tali tambang plastik.  Diduga sebelumnya tali ini dipakai untuk menaruh pemberat jenazah, namun akhirnya terlepas.  Selain itu, polisi juga mengurai kejanggalan lain terkait penemuan jasad Jeminten.  Saat ditemukan, jenazah dalam posisi tengkurap dengan kondisi wajah yang rusak.  Tubuh bagian bawah hanya mengenakan celana dalam, itu pun melorot sampai di bawah pantat.  Sementara kaus korban tersingkap hingga ke bagian leher.  Jenazah juga terlihat mengenakan bra berwarna merah marun.  Hasil Autopsi Kasus penemuan jasad Jeminten yang diduga kasus pembunuhan itu lantas diusut Polres Tulungagung.  Tim forensik RS Bhayangkara Kediri nyatanya telah selesai melakukan pemeriksaan terhadap jasad Jeminten.  Pun dengan penyebab kematian warga Dusun Boro, Desa Tuliskriyo, Kecamatan Sanankulon, Blitar itu.  Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa organ pernapasan korban dipenuhi air.  Hal itu membuat polisi menduga bahwa Jeminten masih hidup saat dibuang ke Sungai Brantas.  "Hal itu menunjukkan saat dibuang ke Sungai Brantas, korban masih bernafas," ujar Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Agung Kurnia Putra dilansir TribunnewsBogor.com dari Surya.co.id pada Selasa (5/4/2022).  Kendati sudah diketahui dugaan penyebab kematian, polisi masih belum mengetahui apakah Jeminten dibuang dalam kondisi sadar atau pingsan.  Lebih lanjut, polisi mengurai temuan lain dari hasil autopsi.  Di tubuh korban ditemukan luka sepanjang 21 sentimeter di bagian perut korban.  Luka ini terpotong rapi sehingga diduga berasal dari benda tajam.  "Paru-paru korban dipenuhi air. Diduga itu yang membuat korban meninggal dunia," pungkas AKP Agung Kurnia Putra.  Tidak ada luka lain yang signifikan dialami oleh korban.  Kecuali di bagian pergelangan tangan bekas ikatan tambang plastik.  Autopsi juga mengambil sampel cairan irigasi vagina korban.  Sampel tersebut dikirim ke laboratorium untuk diperiksa kemungkinan adanya persetubuhan sebelumnya.  "Hasil laboratorium akan memastikan, apakah ada cairan sperma di organ intim korban atau tidak," ungkap AKP Agung Kurnia Putra.  Pesan Terakhir Korban Kabar meninggalnya Jeminten tentu memicu kesedihan di hati keluarganya, terlebih orang-orang terdekat.  Rinda Hernanda, salah seorang keponakan korban mengurai kesaksiannya atas sosok Jeminten.  Diungkap Rinda, Jeminten selama ini tinggal sendirian di rumahnya dan tak memiliki anak.  Sebab Jeminten telah pisah ranjang dengan suaminya selama dua tahun.  Rinda pun mengungkap kronologi hilangnya Jeminten yang tiba-tiba.  Bekerja di rumah makan di Blitar, Jeminten pamit kepada bosnya untuk nyekar ke makam pada Rabu (30/3/2022).  Sejak hari itu, Jeminten tak lagi bekerja.  Jeminten, wanita yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan di Sungai Brantas (kolase Tribun Jatim) Meski begitu, Jeminten masih aktif berkomunikasi dengan Rinda, keluarganya.  Lalu di hari Jumat (1/4/2022), Jeminten diketahui masih berada di rumahnya.  Di malam harinya di hari Jumat itu, Jeminten sempat mengirimkan pesan kepada Rinda sekira pukul 19.30 WIB.  Pesan dari Jeminten kepada Rinda adalah memberitahukan bahwa puasa Ramadhan dimulai di hari Minggu (3/4/2022).  Setelah pesan terakhir tersebut, Jeminten tiba-tiba tak bisa dihubungi.  Pada Sabtu (4/4/2022) pagi, ponsel Jeminten mati.  Tetangga Jeminten lalu mengabari keluarga, jika korban tidak pulang sejak Jumat.  "Keluarga tidak curiga, karena mengira beliau sedang bekerja seperti biasanya," ucap Rinda dilansir dari Surya.co.id.  Rinda bersama keluarga yang lain lalu mendatangi rumah Jeminten.  Saat itu kondisi rumah berantakan, seperti kasur yang acak-acakan dan kain lap ada di lantai.  "Hari itu kami unggah pengumuman di Facebook. Lalu kami melapor ke Polsek Sanankulon," tutur Rinda.  Selama ini Jeminten berhubungan baik dengan keluarganya.  Karenanya, keluarga tidak ada yang tahu masalah apa yang sedang dialaminya.  Keluarga tak melihat sejumlah barang yang hilang, seperti sepeda motor Honda Beat warna hitam, ponsel, tas dan dompet di rumah Jeminten.  Namun perhiasan korban masih ditemukan di rumahnya.  "Perhiasan masih ada di rumah, tidak ikut hilang. Kalau BPKP motor memang digadaikan," ucap Rinda.  Rasa penasaran keluarga berganti menjadi duka.  Sebab pada hari Minggu (3/4/2022), Jeminten ditemukan tak bernyawa di Sungai Brantas.  Tiga Saksi Diperiksa, Termasuk Mantan Suami Guna menyelidiki kasus kematian Jeminten, pihak kepolisian secara intens melakukan olah TKP di Sungai Brantas.  Polisi juga menyisir radius 300 meter dari titik penemuan mayat.  "Lokasi ini ada di perbatasan. Sekitar 300 meter dari lokasi ini ke arah timur sudah masuk wilayah Kabupaten Blitar," imbuh AKP Puji Hartanto dilansir dari Tribun Jatim.  Penyisiran ini diharapkan bisa menemukan benda-benda yang bisa dijadikan petunjuk.  Sebab tidak menutup kemungkinan korban dibuang tidak jauh dari lokasi penemuan.  Polisi juga sudah memeriksa tiga orang saksi, satu di antaranya adalah mantan suami korban.  "Jadi korban ini sudah bercerai beberapa tahun lalu. Mantan suaminya sudah kami mintai keterangan," jelas AKP Puji Hartanto.  Dua saksi lainnya yang turut diperiksa adalah warga yang melihat pertama kali jenazah korban.  Hari ini, polisi juga akan melakukan autopsi jenazah korban.  Autopsi untuk memastikan penyebab kematian korban.  Termasuk memastikan sejumlah luka yang ditemukan di tubuh korban.  "Meski sudah tahu ada luka di perut korban, kita kan belum tahu luka itu karena apa. Semua akan dipastikan lewat autopsi," tandas AKP Puji Hartanto.tribunnnews.com
http://dlvr.it/SNBZYc
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak