Ia menyebut pihak penyelenggara tak tahu perihal kehadirannya sebagai pawang hujan. "Contohnya kayak pengawalan presiden pelantikan, pak Erick Thohir udah nyebar foto wajah Rara pawang hujan," kata dia dikutip dari video wawancara TribunLombok, Minggu (22/3/2022). "Kalau di sini belum, pihak Dorna belum tahu, pihak TNI-nya juga belum tahu, harusnya kan wajahku disebar jadi tahu ini pawang hujannya," imbuhnya. Rara juga menemukan kesulitan lain saat ia berusaha masuk sirkuit balapan. Dia tak bisa masuk karena ada pengalihan jalan lantaran sang Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menghadiri ajang balap tersebut. Ia pun menyayangkan karena dirinya tidak diberikan akses penuh masuk ke sirkuit. Akibat kesulitan masuk sirkuit, alhasil aksi ritual mengusir hujan sempat terhambat. "Pawang hujan harusnya dikasih all akses, tapi tadi aku sempet di pintu B1 aku berhenti karena macet. Aku jalan jauh akhirnya awannya (hujan) sudah turun. Sebenarnya, ada pengalihan untuk Presiden. Aku memaklumi," tambahnya.
Meskipun sempat menemui kendala, akhirnya Rara bisa masuk ke sirkuit dan melakukan aksinya sebagai pawang hujan. "Tadi aku udah enggak boleh masuk, bule enggak tahu fungsi pawang hujan. Aku masuk doa sebentar. Aku keluar lagi," ucapnya. "Sebenernya enggak boleh masuk, aku tetep masuk. Akhirnya race berjalan ketika melambangkan dupa," tuturnya. Rara berharap dengan aksinya sebagai pawang hujan bisa berdampak baik pada ajang balapan bergengsi ini berjalan lancar. Lewat pawang hujan, ia juga ingin penyelenggara MotoGP tak kapok memakai Sirkuit Mandalika di ajang balapan selanjutnya. Selain itu, Rara juga berpesan agar ceritanya saat masuk sirkuit tidak kembali terulang. "Benar-benar saya ingin mengabdi, ingin Indonesia itu berkibar, kinerja dari pak Jokowi, Erick Thoir bersama BUMN, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Mandalika Grand Prix Association (MGPA) bisa membuat kebanggaan," katanya. "Turis juga naik, tahun depan untuk mengadakan di sini tidak kapok lagi," jelasnya. Bergaji Tiga Digit
Penyelenggaraan event MotoGP Mandalika 2022 tak lepas dari keberadaan pawang hujan. Pawang hujan yang bisa diartikan sebagai teknologi berbasis kearifan lokal itu coba dimanfaatkan untuk mengatur cuaca sekitaran sirkuit selama penyelengaraan MotoGP Mandalika sejak tes pramusim lalu. Ternyata peran Rara sebagai pawang hujan dibayar dengan imbalan yang cukup fantastis. Wanita yang pernah menjadi pawang hujan acara Opening Asian Games 2018 digaji hingga tiga digit rupiah. "Kalau saya boleh jujur, gaji saya menghandel event ini mencapai tiga digit (red: ratusan juta)," kata Rara, sebagaiman diberitakan Tribunnews.com. Keberadaan Rara sebagai pawang hujan yang membantu kesuksesan MotoGP Mandalika 2022 seakan menjadi sisi menarik event ini. Hal ini mengingat teknologi berbasis kearifan lokal tak banyak ditemui di event balapan internasional negara lainnya. Terlepas dari pro-kontra penggunaan pawang hujan, keberadaan sosok Rara tetaplah menjadi sorotan menarik yang mewarnai agenda MotoGP Mandalika 2022. Agenda balapan MotoGP Mandalika 2022 akhirnya telah selesai digelar pada hari ini, Minggu (20/3/2022).
Berikut ini sosok pawang hujan dalam gelaran MotoGP Mandalika 2022, Rara Isti Wulandari. Hal menarik terjadi saat pagelaran MotoGP Mandalika 2022 yang digelar pada Minggu (20/3/2022) kemarin. Nama Rara Isti Wulandari menjadi perhatian publik ketika aksinya 'mengendalikan' hujan di pagelaran MotoGP Mandalika 2022. Selain mampu menghalau hujan, Rara juga diminta mendatangkan hujan. "Pawang hujan memang identik mengusir hujan atau memindahkan hujan," kata Koordinator Sirkuit Mandalika dari Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Deny Pribadi. "Padahal kita juga perlu hujan juga supaya trek dingin dan tidak panas," imbuhnya. "Udaranya seperti ini kan enak sekali, mendung tapi tidak selalu panas dan tidak juga hujan," lanjut Deny. Profil Rara Isti Wulandari
Mengutip TribunBali.com, Rara yang lahir di Jayapura, 22 Oktober 1983 ini merupakan keturunan trah Solo-Yogyakarta. Sejak kecil, ia sudah dekat dengan dunia spiritual lantaran kakek dan sang ayah menjadi orang kepercayaan untuk menangani setiap acara Keraton Solo. Keahliannya menjadi pawang hujan pun sudah didapat Rara sejak kecil. Di umur sembilan tahun, ia pernah menjadi pawang hujan untuk acara wayang. "Umur sembilan tahun saya sudah cari uang sendiri dari acara wayang. Waktu itu saya belum menggunakan menyan untuk menjadi pawang hujan. Saya bilang ke dalangnya kalau saya bisa bantu agar tidak hujan," kisah Rara, Minggu (31/3/2019). Dilansir Tribunnews.com, ia pernah menjadi pawang hujan di acara Opening Asian Games 2018 di Jakarta. Rara direkomendasikan Menteri BUMN Erick Thohir untuk menangani cuaca selama MotoGP Mandalika 2022 digelar. Ia sudah bergabung dengan tim pawang hujan sejak tes pramusim.
Kendati demikian, Rara baru mulai bertugas pada 1 Maret 2022 lewat jarak jauh. Lalu, ia diminta mendatangkan hujan pada 9-11 Maret 2022 untuk mendinginkan lintasan yang baru diaspal ulang. "Saya sebagai tim doa pawang hujan yang direkomendasikan Pak Erick Thohir (Menteri BUMN) dan sering mengawal event-nya Presiden Jokowi dan event kenegaraan lain," ucapnya. "Bersama dengan tim ITDC dan Pak Hadi Tjahjanto sebagai koodinator lapangan, melakukan modifikasi cuaca dengan kekuatan doa," ungkap Rara. "Di sini, saya diminta menurunkan suhu agar lembap dan sejuk dengan sedikit hujan," imbuhnya. Aksi Rara sebagai pawang hujan ternyata menarik perhatian tim Dorna Sport. Menurut Deny Pribadi, banyak orang-orang dari Dorna melihat aksi Rara yang berkeliling sekitar sirkuit. Mereka beranggapan apa yang dilakukan Rara adalah hal menarik.
"Mungkin kayak Dorna di luar negeri kayanya tidak pakai seperti ini," ujarnya. "Percaya tidak percaya itu terjadi, mungkin di Amerika, Spanyol, Italia, tidak ada seperti ini jampi-jampi pakai kembang, kemenyan, ya itulah Indonesia," tuturnya. Kepercayaan Pejabat Masih dari TribunBali.com, Rara Isti Wulandari sudah menjadi kepercayaan para pejabat Republik Indonesia sejak 2015. Ia beberapa kali direkomendasikan untuk menjadi pawang hujan di sejumlah acara besar atau hajatan orang penting. Rara mengaku dirinya pernah dipercaya menjadi pawang hujan untuk pernikahan anak mantan Wakapolri, Budi Gunawan. Permintaan itu datang dari Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto. "Agak surprise sebenarnya, karena di sana sudah ada pawang hujan yang lokal."
"Tapi, saat itu Pak Hasto (Hasto Kristiyanto) datang ke Puri Satria terus diminta bantu pawang hujan biar di sana ada tambahan orang Bali," paparnya, Minggu (31/3/2019). "Dia bilang ke saya, 'Mbak kok pakai baju kebaya, cantik, nanti luntur make up-nya.'" "Kita ketahui kan kalau pawang hujan itu lumrah pakai baju hitam serem." "Aku pakai pakaian biasa dan bahkan pakai makeup, jadinya saya minggir dulu," kisahnya. wartakota.com