"Berarti ulama menurut Allah adalah bisa ular, bisa ayam, bisa kambing, bisa manusia. Yang penting takut kepada Allah," kata Gus Nur. Menanggapi tafsiran Gus Nur soal ulama tersebut membuat Gus Baha angkat suara. Gus Baha pun tak segan menyemprot Gus Nur karena ia asal-asalan dalam mentafsirkan salah satu ayat Al-Quran.
"Kacau gak, kira-kira? Kacau. Orang membaca tafsir memakai pendapatnya sendiri itu sama dengan memesan satu tiket ke neraka," ujar Gus Baha. Gus Baha pun menegaskan bawa seseorang tidak boleh mentafsirkan Al-Quran menggunakan pemikiran sendiri. Harus menggunakan rujukan dari kitab-kitab. "Percaya deh sama saya, kalau berani mengajar tafsir. Mengajarlah dengan kitab saja. Berarti kamu membaca pendapatnya Imam Suyuthi. Karena Imam Suyuthi mewakili pendapat gurunya yang nasabnya sampai ke Rasulullah," papar Gus Baha.
"Seminar tafsir tanpa kitab, mau ngomong pendapatmu atau pendapatnya Tuhan? Syariat kok menurut saya gimana itu. Kayak perlu diislamkan lagi," sambung Gus Baha. Ulama berusia 51 tahun ini lantas mengingatkan Gus Nur bahwa mentafsirkan Al-Quran atau hadist merupakan sesuatu yang sakral. Sehingga tidak boleh sembarang. wartaekonomi.co