Bikin Geger Dunia, Temuan Patogen Kelelawar Ada di Lab Ukraina, Ini Isi Laporan Intelijen AS Soal Wuhan



AGEMAKS ONLINE.  Temuan patogen kelelawar za t yang sangat indentik dengan Covid-19 di Ukraina oleh tentara Rusia, hal ini tentunya menimbulkan kebingungan dunia. Pasalnya awal Covid-19 dicurigai berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan China pada 2019 lalu. Sebelum Rusia menemukan laboratorium milik AS yang diduga mengembakan patogen berbahaya, Badan intelijen Amerika Serikat mengatakan mereka mungkin tidak akan pernah bisa mengidentifikasi asal-usul Covid-19, namun mereka telah menyimpulkan virus tersebut bukan diciptakan sebagai senjata biologis. 

Dalam penilaian terbaru tentang dari mana virus tersebut berasal, Kantor Direktur Intelijen Nasional AS (ODNI) mengatakan transmisi virus dari hewan ke manusia dan kebocoran laboratorium adalah dua hipotesis masuk akal soal bagaimana virus itu menyebar. Temuan ini ditulis dalam laporan terbuka yang merupakan pembaruan dari tinjauan 90 hari yang dirilis oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada Agustus lalu. Laporan itu juga mengatakan bahwa kelompok intelijen masih terbagi dua soal asal-usul virus penyebab Covid-19. Empat badan intelijen menilai "dengan keyakinan rendah" bahwa virus itu berasal dari hewan yang terinfeksi atau dari virus lain yang terkait. 

 Tapi satu badan intelijen mengatakan memiliki "keyakinan sedang" bahwa infeksi pertama pada manusia kemungkinan besar merupakan hasil dari kecelakaan laboratorium, yang bisa jadi melibatkan eksperimen dengan hewan oleh Institut Virologi Wuhan. Laporan ini juga menyatakan bahwa pemerintah China tidak menyadari keberadaan virus tersebut sebelum infeksi Covid-19 meluas di Kota Wuhan, pada akhir 2019. 

 Menanggapi laporan intelijen ini, kedutaan  besar China di Washington berkata melalui pernyataan tertulis kepada Reuters:  "Langkah AS mengandalkan aparat intelijennya untuk menelusuri asal-usul Covid-19 adalah sebuah lelucon politik. Kami telah mendukung upaya-upaya berbasis sains dalam penelusuran asal-usul virus, dan akan terus terlibat secara aktif. Karena itu, kami dengan tegas menentang upaya untuk mempolitisasi masalah ini," tulis Reuters. sindonews.com
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak