Saat si ibu diinterogasi, ternyata beberapa motor dan mobil, beserta rumah yang dibelinya itu merupakan hasil dari pekerjaannya sebagai pengemis. Tak hanya itu, dari hasil mengemis ia juga mampu membeli sejumlah perhiasan. Si ibu selama ini mengerahkan 12 anaknya untuk mengemis. “Jadi, bulan Oktober apa November mereka terjaring ibunya bersama anak-anaknya. Nah, waktu itu ibunya masih mengemis, tapi sekarang tidak lagi karena mereka sudah terorganisir”, ujar Sugeng Riyanto, Kabid Perundang-udangan Satpol PP Kotawaringin Timur, melansir Youtube tvOneNews pada Kamis, 3 Februari 2022.
“Anak yang berusia 17 tahun menjadi koordinator lapangan dan anak yang berusia 7-10 tahun dia yang melakukan kegiatan di lapangan yaitu mengemis”, kata Sugeng. Penghasilan mereka saat mengemis bahkan tidak main-main. Mereka bisa menghasilkan uang Rp1.000.000 per hari dari satu anak. “Dari keterangan yang kita interogasi dari anak-anak, jadi minimal pendapatan mereka kalau sepi Rp200.000 per orang. Jam kerja mereka cukup pendek dari jam 3 sampai 5 sore. Kalau mau lembur dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore bisa mendapatkan paling banyak Rp1.000.000 per orang”, ungkap Sugeng. Anak-anak ini bahkan dalam keadaan sehat dengan kebutuhan yang tercukupi.
Keluarga pengemis kaya ini diketahui bukan berasal dari Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, namun dari wilayah lain. “Jadi mereka berasal dari kabupaten tetangga, hijrah dan melihat peluang menjadi pengemis di lampu merah, mereka mencoba ternyata peluangnya besar dan pendapatan mereka terbilang besar. Bahkan mereka mengundang tantenya untuk pindah ke Kotim dan ikut ngemis”, tutur Sugeng. Diperkirakan keluarga kaya ini sudah menjalankan pekerjaannya sebagai pengemis selama bertahun-tahun. “Kalau yang saya tahu karena saya baru menjabat selama empat bulan di sini, mereka sudah empat bulan ini sudah mengemis.
Jadi kemungkinan sudah bertahun-tahun ya kerjanya mengemis. Menurut keterangan dari anak buah saya, memang mereka sering tertangkap dalam operasi gepeng (gelandangan dan pengemis)”, ujar Sugeng Riyanto. Untuk menghindari hal ini terjadi lagi, satpol PP Kotawaringin Timur tetap melanjutkan patroli dan juga melakukan penyuluhan edukasi kepada masyarakat agar tidak memberikan sumbangan ke pengemis atau pengamen. Apabila masyarakat ingin memberikan sumbangan bisa langsung ke yayasan atau ke rumah ibadah.*** hops.id