PORTAL MEDAN. Terungkap fakta pilu, Salsabila korban tabrak lari oknum TNI di Nagreg. Ternyata bernasib sama dengan mendiang kakaknya yang juga tewas ditabrak mobil.
Tak ada yang menyangka, di balik kesedihan orangtua Salsabila, korban kecelakaan yang dibuang oleh oknum TNI di Nagreg, ternyata ada kisah lain yang juga menyayat hati.
Bagaimana tidak, ternyata lokasi kecelakaan yang merenggut nyawa Salsabila dekat dengan TKP saat sang kakak tewas tertabrak.
Ayah Salsabila pun berkaca-kaca menahan tangis menceritakan kesedihan hatinya itu pada anggota DPR RO Dedi Mulyadi.
Dikutip dari YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Jajang menuturkan bahwa Salsabila merupakan anak bungsu dari empat bersaudara.
"Anaknya empat, yang satu laki, yang tiga perempuan.
Salsabila anak bungsu," kata Jajang dikutip TribunJakarta.com, Jumat (31/12/2021).
Dijelaskan ibunda Salsa, putrinya tak berpamitan terlebih dulu sebelum berangkat bersama Handi.
"Enggak (izin) lagi tidur," kata ibunda Salsa.
Mengetahui anak Salsabila tertabrak, kerabat langsung menuju ke lokasi kejadian.
Sayangnya, Salsabila dan Handi sudah dibawa pergi tiga oknum TNI tersebut.
"Lari ke depan, pas di depan gak ada," cerita ibunda Salsabila.
"Akhirnya cari ke puskesmas, gak ada, ke 24 jam gak ada, yaudah baru ngehubungin pihak keluarga Handi," jelas kerabat Salsa.
Sudah dicari tak ketemu, keluarga Salsa dan Handi berhari-hari hanya bisa menunggu kabar keduanya.
Di sisi lain, orangtua mengungkap hubungan asmara Salsa dan Handi sudah berjalan sekitar 4 bulan lamanya.
Handi sering berkunjung ke kediaman Salsa untuk sekedar bertamu.
"Udah deket ya pokoknya?" tanya Dedi Mulyadi.
"Iya," kata Jajang.
Jajang lantas menceritakan kisah pilu kejadian yang menimpa Salsabila juga menimpa anak sulungnya.
Kakak kandung Salsa rupanya mengalami nasib yang sama yakni meninggal dunia lantaran kecelakaan.
"Dari awal kehidupan saya pedih.
Pertama saya punya anak laki-laki satu mati sama mobil juga," cerita Jajang dengan mata berkaca-kaca.
"Allah. Jadi anak bapak yang pertama laki-laki meninggal karena ketabrak mobil?" tutur Dedi Mulyadi.
"Iya, usia 16 tahun," jawab Jajang.
Lokasi kakak Salsabila tertabrak juga tak jauh dari lokasi Salsabila ditabrak tiga oknum TNI.
Jajang mengaku masih trauma dengan kejadian yang menimpa anak pertamanya.
Ditambah kali ini, peristiwa hampir serupa juga menimpa anak bungsunya.
"Iya masih (trauma)," kata Jajang.
"Dulu anak bapak ketabraknya dimana? Di tempat yang sama? (dengan Salsa)?" tanya Dedi Mulyadi.
"Iya sebelahnya, ke bawah sedikit," tutur Jajang.
Meski begitu, Jajang menyebut orang yang menabrak anak sulungnya bertanggungjawab dan telah diproses hukum.
"Ada (tanggungjawab), udah diproses hukum, udah beres," kata Jajang.
Sekedar informasi, Salsabila dan kekasihnya, Handi menjadi korban kecelakaan di Nagreg, Kabupaten Bandung.
Namun, keduanya ditemukan meninggal dunia di Sungai Serayu lantaran dibuang oleh oknum TNI yang menabraknya.
Mulanya, tiga oknum TNI tersebut berdalih ingin membawa Salsabila dan Handi ke rumah sakit.
Alih-alih ke rumah sakit, ketiganya malah membuang Handi dan Salsabila ke Sungai Serayu.
Handi dan Salsabila ditemukan di dua lokasi berbeda. Handi di Sungai Serayu Banyumas, sementara Salsabila di Cilacap
Saat ini, tiga oknum TNI tersebut sedang diproses hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Andai bawa Handi ke RS, mungkin masih selamat
Dedi Mulyadi sempat menemui ayah korban kecelakaan di Nagreg, Entes Hidayatullah.
Kepada Dedi Mulyadi, Entes curhat yakin putranya selamat jika dibawa ke rumah sakit bukan dibuang.
Entes merupakan ayah dari Handi, pria yang ditabrak lalu dibuang tiga oknum TNI.
Beberapa waktu lalu, Dedi Mulyadi menemui Entes untuk mengucapkan belasungkawa.
Kepada Kang Dedi, Entes bercerita Handi merupakan anak keempat dari lima bersaudara.
Entes menuturkan, ada kebetulan antara insiden kecelakaan yang dialami Handi dengan waktu kelahiran anaknya itu.
Rupanya, hari lahir dan jam Handi ditabrak serupa dengan waktu kelahirannya.
"Korban ini lahir hari Rabu. Kecelakaan hari Rabu di jam yang sama dengan jam lahirnya dia juga," kata Entes.
Lebih lanjut, Entes menuturkan waktu tempuh dari lokasi kejadian di Nagreg, Bandung, Jawa Barat ke tempat ditemukannya jasad korban di Sungai Serayu, Cilacap.
Jarak lokasi anaknya ditabrak menuju lokasi penemuan jasad korban memakan waktu sekira 7 jam.
Kang Dedi menerka, jika Handi dibawa ke rumah sakit kemungkinan selamat lebih besar.
"Berarti anak bapak itu sebenarnya kalau dari kecelakaan dibawa ke rumah sakit masih selamat," kata Kang Dedi.
"Pasti selamet, lain lagi ceritanya. Hati nuraninya kemana lihat orang kesakitan," tutur Entes.
Di hadapan Entes, Kang Dedi yang mendengarkan kisah pilu orangtua korban mengaku tak memahami pola pikir korban.
"Yang kta bingung dia nabrak kenapa dibuang. Motivasi ketakutan apa," ujar Kang Dedi heran.
"Nah itu yang lagi digali sama tim penyidik.
Saya juga mikir, kenapa ya.
Seenggaknya kalau dia ga bertanggung jawab ya taruhlah di puskesmas,"
"Kalau ini kan bukan tabrak lari, tapi anak saya ditabrak, diambil terus dibuang," papar Entes.
Saking jahatnya apa yang dilakukan Oknum TNI, Kang Dedi sampai menyebut bak film horor.
"Ini mah kaya drama, kayak film horor," timpal Kang Dedi.
"Memang iya kayak film horor," ujar ibunda Handi. Tribunnews.com
http://dlvr.it/SGMttW
http://dlvr.it/SGMttW