UPDATE Kasus Subang Kuasa Hukum Danu Kirim Surat ke Presiden Jokowi Soal Pembunuhan, Ini Isinya

PORTAL MEDAN.   Terus berlarut-larut hingga tak kunjung menemukan titik terang Kuasa Hukum Danu akhirnya mengirimkan surat ke Presiden Jokowi soal kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang. Muhammad Ramdanu alias Danu adalah saksi kunci kasus Subang yang sampai saat ini belum juga terungkap.  Achmad Taufan Soedirjo, ketua tim kuasa hukum Danu memastikan analisisi terhadap kasus terbunuhnya Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu yang dilakukan timnya telah selesai.  Selanjutnya, Taufan mengirimkan surat berikut analisis kasus itu ke Presiden Jokowi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo serta Kapolda Jabar Irjen Suntana.  "Kami mengirimkan surat dengan tujuan dan harapan, semoga kasus ini segera bisa diungkap," kata Taufan dalam video yang diunggah di akun youtube Heri Susanto, Selasa (25/1/2022).  Dalam surat ini, Taufan juga menyampaikan apresiasi dan dukungan kepada Presiden jokowi, Kapolri dan Kapolda Jabar yang telah saangat mengatensi perkara pembunuhan subang .  "Harapan kasus ini segera diungkap dengan waktu segera," katanya.  Taufan juga berharap surat ini bisa menjadi semangat bagi kepolisian untuk bisa terus mengungkap kasus ini.  "Kami percaya kepolisian, bahwa kita mampu memberantas kejahatan ini dibantu dukungan dan doa masyarakat Indonesia," tukasnya.  Sebelumnya, Taufan membantah jika surat pengaduan itu dilakukan karena pihak Danu sudah kebakaran jenggot karena Polda Jabar sudah merilis sketsa wajah pelaku pembunuh Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.  Menurut Taufan, kronologi dan analisa yang pihaknya buat sebagai laporan ke Presiden Jokowi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Jabar Irjen Suntana itu tak ada kaitannya dengan saksi-saksi.  "Analisa ini persepsi kami. TIdak ada pengaruhnya dengan saksi-saksi.  Saksi-saksi sudah diperiksa dan didalami kepolisian. Itu hak dan otoritas kepolisian.  Kami sebagai praktisi hukum, punya analisa, investigasi dan kronologis yang kami buat," kata Taufan dikutip dari channel youtube Heri Susanto, Jumat (14/1/2022).  Taufan lalu membocorkan sedikit isi laporan yang akan ditujukan ke presiden, kapolri dan kapolda.  Menurutnya, analisis yang akan dilaporkan ke presiden ini bukan terkait Danu, meskipun sebagai kuasa hukumnya dia berkeyakinan bahwa Danu bukan bagian dari pelaku pembunuhan ini.  Dalam laporan yang ditujukan ke presiden ini akan memuat sejumlah analisa, dugaan dan analisa motif yang sudah dikaji bersama ahli.  Dia berharap laporan ini bisa menjadi petunjuk polisi dalam mengungkap kasus ini.  "Kalau enggak pun, tidak masalah. Intinya kami mendukung kepolisian dalam mengungkap perkara ini," katanya.  Menurut Taufan, semua masyarakat bebas melaporkan apapun ke presiden, termasuk pihaknya.  "Bapak Jokowi itu Presiden Republik Indonesia, presiden kita semua, yang pilih juga rakyat.  (Laporan) ini hal biasa, sebagai bentuk dukungan kami ke inatitusi Polri dan pemerintah. agar kasus di subang segera terungkap dan tidak terjadi di lokasi lain," katanya.  Taufan membantah jika laporan ini bentuk dekingan ke Danu.  "Bukan berarti dengan laporan ini kami melidungi Danu. Hukum di Indonesia ini terbuka, transaparan. dll. TIdak ada beking-bekingan, kuat-kuatan, sok jagoan. Apalagi motto polri ini presisi," tegasnya.  Menurutnya, kasus ini sudah terlalu lama, pihaknya terpanggil untuk apa yang diketahui dan dianalisis bersama ahli bisa digunakan sebagai petunjuk.  Apalagi, keluarga korban Tuti Suhartini juga menitipkan kepadanya agar perkara pembunuhan ini bisa segera terungkap.  Kades Jalancagak Bela Yoris dan Yosef Terpisah, Kepala Desa Jalancagak, Kabupaten Subang, Indra Zainal Alim kembali menegaskan bahwa saksi Yosef dan Yoris Raja Amanullah adalah korban.  Seperti diketahui, Yosef adalah suami Tuti dan Yoris adalah anak Yosef dan Tuti.  "Mereka semua adalah korban. Ingatkan itu! Almarhumah Ua Tuti, almarhumah Amalia Mustika Ratu, Ua Yosef dan Aa Yoris!!," tulis Indra di unggahan terbaru channel youtube-nya.  Indra juga mengunggah foto-foto kebersamaan keluarga ini.  "Kenapa? kalian seolah terus menuduh mereka! mereka adalah korban," tulisnya lagi.  Indra kembali menegaskan bahwa bergabungya Yoris ke pihak Yosef karena mereka sudah sejalan dan menemukan bukti-bukti yang kuat tentang kasus ini.  "Awalnya saling curiga, akan tetapi karena bukti-bukti yang ada, akhirnya Yoris dan Papah Yosef sadar bahwa mereka harus bersatu untuk mencari pelakunya," katanya.  Terakhir, Indra memberikan pesan kepada keluarga ini untuk bersabar.  "Sabar ya!! Aa sabar ya!! Ua Tosep sabar ya!! teh Yanti  Pasrahkan semua kepada Allah SWT," pungkasnya.  Sebelumnya, Indra membuat video yang seolah memojokkan saksi Muhammad Ramdanu alias Danu.  Indra Zainal Alim melalui akun youtube Indra Zainal Chanel kembali mengulik pengakuan Danu tentang kejadian pembunuhan itu, lalu menuliskan asumsinya dalam video tersebut.  Di antaranya terkait pengakuan Danu ketika pagi-pagi Yosef datang ke rumahnya untuk mengabarkan bahwa Tuti dan Amel diculik.  Saat itu, Danu segera bangun dari tidurnya dan langsung menuju ke TKP.  Di rumah TKP Danu melihat sudah ada Yosef Hidayah dan warga.  Danu juga mengaku sempat masuk ke dalam rumah untuk melihat area kamar hingga pintu belakang.  Dia juga sempat melihat rumah acak-acakan dan darah di TKP.  Setelah itu dia ke luar diikuti Yosef.  Selesai menceritakan hal itu, Danu lalu mengaku mendengar perkataan warga bahwa jenazah ada di bagasi.  Hal ini lah yang disoroti Indra Zainal.  "Keterangan yang lain hanya kaki, tapi keterangan Danu jenazah," tulis Indra di videonya.  Setelah itu Danu lalu melihat Yosef melongok ke mobil dan Danu meyakini kalau Yosef melihat Amel dan Tuti di dalam mobil.  Ini lagi-lagi menjadi catatan Indra.  "Dari cepatnya danu datang, masuk keluar TKP sudahkah tim Inafis datang?"  Sampai Danu meyakini jenazah Amel dan bu Tuti di bagasi, sedangkan keterangan warga dan pak yosef hanya terlihat kaki," tulis Indra lagi.  Keterangan lain Danu yang membuat Indra curiga adalah saat Danu mengaku menangis di pinggir jalan dan menyampaikan sesuatu ke Wahyu, kepala sekolah di yayasan Yosef.  Saat itu, Danu mengatakan ke Wahyu kalau Amel dan Tuti sudah meninggal di bagasi.  "Danu tidak melihat tapi sudah tahu ibu Tut dan Amel di bagasi,"  "Sudah ada kah tim inafis sekitaran jam ini sampai danu sudah tau ada ibu dan amel di bagasi," tulis Indra lagi.  Memperkuat kecurigaannya tentang Danu, Indra lalu mengunggah kembali video pengakuannya di sebuah channel youtube.  Di video itu, Indra menyebutkan bahwa dia diberitahu ketua RT tentang kejadian itu pada pukul 07/30 WIB.  Saat itu, informasinya masih perampokan, bukan pembunuhan.  Lalu, jam 07.45 dia mendatangi TKP dan dia melihat sudah banyak orang, sudah ada kepolisian sektor Jalan Cagak.  Saat itu lah dia ditanya oleh polisi tentang kaki yang terlihat dari dalam mobil.  "Nah, kebetulan pada waktu itu, saya melihat dan masuk minta izin ke daerah TKP, saya datang. Saya didatangi oleh seorang anggota polisi dan bertanyab pak kades, hafal gak itu kaki siapa.  Pada waktu saya bilang, itu kaki wak tuti. Saya hafal betul," katanya.  Pengakuan Indra ini ingin memperkuat bahwa sebelum tim Inafis datang, tidak ada yang tahu kalau ada dua jenazah di dalam mobil Alphard.  Itu artinya, dia mencurigai keterangan Danu yang mengaku sudah tahu ada jenazah Tuti dan Amel di dalam mobil Alphard sebelum tim Inafis datang.  Unggahan Indra ini pun langsung mendapat banyak reakssi.  Ada yang mendukung langkah Kades ikut membantu mengungkap kasus ini, namun tidak sedikit yang justru membully karena keterpihakan Indra pada salah satu pihak di kasus ini.  Sementara itu Danu di salah satu channel youtube menanggapi santai banyaknya pihak yang berusaha memojokkannya.  "Danu mah senyumin aja. apa yang mereka sampaikan apa yang analisa, itu kan pendapat mereka," katanya dikutip dari chanel youtube heri susanto, Selasa (25/1/2021).  Danu mengaku menyerahkan hal itu kepada yang penyidik polisi dan tuhan yang maha esa.  "Untuk kebenarannya kita serahkan ke penyidik dan Allah SWT," kata pemuda yang baru saja merayakan ulang tahun ke-22.  Menurut Danu, dia juga sudah diperiksa polisi.  Dan saat ini dia tetap berharap polisi bisa cepat mengungkap pembunuh Tuti dan Amel.  "Biar almarhum dapat keadilan," katanya. Tribunnews.com
http://dlvr.it/SHsTTk
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak