AGEMAKS ONLINE. Ritual pesugihan di Gunung Kawi merupakan pesugihan tertua dan terkenal di Indonesia. Berbagai mitos yang berkembang, pesugihan Gunung Kawi disebut mampu memberikan kekayaan hingga 7 turunan. Hal itu bisa terjadi dengan syarat tumbal yang harus dipenuhi setiap tahunnya. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, Gunung Kawi tentu tidak asing di telinga. Tak cuma memiliki panorama alam yang indah, Gunung Kawi juga punya segudang misteri pesugihan dan tempat ritual beragam.
Selain pesugihan, banyak itual yang bertujuan untuk 'ngala berkah' di beberapa area ziarah yang ada di Gunung Kawi. Melansir melalui kanal YouTube Heni Agus Wijayanto, Senin (3/1/2022), berikut ini 4 fakta ritual pesugihan di Gunung Kawi yang perlu diketahui:
1. Adanya pohon dewandaru Di Gunung Kawi ada sebuah pohon yang ditanam oleh Eyang Sujogo. Pohon itu juga disebut-sebut sebagai tongkat miliknya. Pohon ini dinamakan pohon Dewandaru yang memiliki arti sebagai pohon kesabaran. Pelaku pesugihan percaya jika ranting, buah, dan daun yang jatuh dari pohon itu bisa menjadi jimat bagi orang yang mampu mendapatkannya. Selain pesugihan, pohon tersebut juga dilambangkan sebagai keamanan dan perdamaian di Gunung Kawi.
2. Air bertuah Di kawasan pesugihan Gunung Kawi juga ada kendi yang berisi air bertuah. Air itu disebut mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Banyak yang percaya, air bertuah ini disebut-sebut sebagai tetesan dari sumur zam-zam.
3. Ngalab berkah dan ritual keagamaan lain Berbagai kegiatan keagamaan yang erat dengan budaya Jawa, Islam, hingga Cina juga sering diadakan di gunung Kawi. Selain pesugihan, ritual keagamaan yang sering dilakukan diantaranya Syukuran, Gebyar, Perayaan Malam Satu Suro, Ngala Berkah, dan kirab-kirab lainnya.
4. Penuhi tumbal pesugihan Ritual pesugihan Gunung Kawi disebut-sebut dilakukan dengan cara sederhana. Para peziarah diwajibkan untuk melakukan 'tapabrata' selama 3 hari di bawah pohon keramat. Namun, sebelum melakukan pertapaan, pelaku pesugihan diwajibkan untuk melakukan mandi suci yang dipimpin oleh juru kunci di sana. Saat melakukan penyucian ini, pelaku pesugihan harus melakukan kontrak mati dengan penguasa gaib Gunung Kawi. Setiap orang yang meminta pesugihan harus bersedia untuk memberikan tumbal nyawa setiap tahun. Hal itu guna melanggengkan kekayaannya.
Mengerikannya, tumbal yang diminta adalah nyawa kerabat yang masih memiliki hubungan darah dengannya. Setelah melakukan serangkaian ritual, daun Dewandaru akan jatuh dan pelaku pesugihan harus menyimpan daun itu seumur hidup. Dari mitos yang beredar, daun Dewandaru mampu memberikan kelancaran rezeki dan memberikan uang gaib setiap harinya.***